Optimalkan Lahan Tidur, Kementan Siapkan Keerom Jadi Sentra Komoditas Jagung Nasional

Optimalkan Lahan Tidur, Kementan Siapkan Keerom Jadi Sentra Komoditas Jagung Nasional
Kementerian Pertanian bersama jajaran setempat melaksanakan giat tanam jagung di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Selasa (21/3/2023). (Foto: dok Kementan)

PAPUA, iNews.id - Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen terus meningkatkan produksi komoditas pangan strategis nasional. Dengan masifnya, Kementan 'membangunkan' lahan-lahan tidur di seantero Nusantara. 

Salah satu daerah yang kini tengah digarap adalah Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Kementan bersama jajaran setempat melaksanakan giat tanam jagung di Kampung Wambes, Distrik Mannem, Selasa (21/3/2023).

Turut hadir bersama Presiden Joko Widodo, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Plh Gubernur Papua, Bupati Keerom serta jajaran pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan.  

Presiden Joko Widodo mengatakan, di Provinsi Papua akan disiapkan kurang lebih 10.000 hektare untuk penanaman jagung. Untuk saat ini yang sudah land clearing dan pengolahan tanah baru 500 hektare, sedangkan tahun depan ditargetkan sebesar 2.500 hektare.

Akan tetapi menurut Jokowi, yang baru ditanam saat ini adalah 100 hektare. Hasil pertanian Jagung ini akan terlihat pada Juni 2023 nanti saat panen yang pertama. Menurutnya akan terlihat berapa ton yang dihasilkan per hektarnya. 

"Tetapi saya lihat ini visible karena tanahnya rata ya datar, hanya memang tidak mungkin sekali tanam menghasilkan 10 atau 11 ton," kata Jokowi

Untuk panen pertama, kata Jokowi, paling tidak 4 atau 5 ton. Panen kedua bisa 6 ton dan setelah panen ketiga baru bisa pada posisi yang baik. 

"Tetapi saya mengingatkan ke Bapak Bupati, Mentan juga, agar yang beli ini siapa harus jelas, pengeringnya yang nyiapin siapa harus jelas, pasca panen juga harus jelas harganya berapa, sehingga petani jangan sampai dirugikan setelah panen," tegas Jokowi. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa lahan yang digunakan merupakan eks areal lahan sawit yang tak lagi produktif. Total ada 3.000 hektare yang kesemuanya dimiliki petani plasma setempat sejak 1980-an. 

"Sekarang sudah dibuka land clearing 500 hektare," ujar SYL melalui keterangan tertulisnya. 

Dia menjelaskan bahwa dari 500 hektare tersebut, sekitar 75 hektare telah diolah. Rinciannya 25 hektare sudah ditanami jagung dengan usia kurang lebih satu bulan.

"Sebanyak 50 hektare-nya lahan siap tanam (jagung). Kami menargetkan setidaknya dalam waktu dekat sudah 100 hektare (lahan siap tanam)," tuturnya.

SYL menjelaskan selepas 100 hektare lahan siap tanam rampung, pihaknya menargetkan 500 hektare lainnya bisa segera tergarap. "Tahap ketiga mudah-mudahan bisa kita lakukan land clearing (pembukaan lahan) sekitar 1.000-3.000 hektare," kata SYL.

Editor : Rizqa Leony Putri

Halaman : 1 2

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.



Lokasi Tidak Terdeteksi

Aktifkan untuk mendapatkan berita di sekitar Anda