LAHORE, iNews.id - Polisi Pakistan menyerbu kediaman mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan di kota timur Lahore pada Sabtu (18/3/2023). Sebanyak 61 orang ditangkap saat bentrokan antara pendukung Khan dan polisi di tengah tembakan gas air mata.
Perwira polisi senior Suhail Sukhera yang memimpin operasi di lingkungan kelas atas Lahore mengatakan, petugas berupaya menghilangkan barikade yang didirikan oleh anggota partai Tehreek-e-Insaf Khan dan para pendukungnya.
Mereka dikatakan telah memblokir jalur di sekitar kediaman Khan menggunakan balok beton, pohon yang ditebang, tenda, dan truk yang diparkir.
Saat penyerbuan, Khan sedang tidak ada di rumah karena tengah berada di Islamabad. Di sana, dia harus menghadapi sidang atas tuduhan menjual hadiah negara saat menjabat dan menyembunyikan asetnya. Namun hakim menunda sidang itu hingga 30 Maret.
Sukhera mengatakan, pendukung Khan yang memegang tongkat berusaha melawan polisi dengan melempar batu dan bom molotov. Seorang pria di atap kediaman Khan juga melepaskan tembakan. Setidaknya tiga petugas polisi terluka.
Polisi mendobrak pintu utama kediaman Khan dan menemukan senjata otomatis, bom molotov, batang besi dan pentungan yang digunakan dalam serangan terhadap polisi selama seminggu. Di dalam kediaman yang luas itu, bangunan ilegal telah didirikan untuk melindungi orang-orang yang terlibat dalam serangan terhadap polisi.
Menteri Dalam Negeri, Rana Sanaullah mengatakan, polisi melakukan penggeledahan menyeluruh di rumah Khan. Di dalamnya, ditemukan bunker yang diduga digunakan untuk menyembunyikan lebih banyak senjata dan amunisi ilegal. Di Islamabad, Khan dan banyak pendukungnya memiliki senjata.
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News