Lagi Puncak Musim Hujan, Waspada Anak-Anak Kena DBD!
JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi November hingga Desember 2025 menjadi puncak musim hujan. Itu artinya, risiko terjangkit demam berdarah (DBD) akibat virus dengue menjadi semakin tinggi.
Anak-anak hingga remaja menjadi kelompok paling rentan terinfeksi virus dengue penyebab DBD. Terlebih, mereka banyak menghabiskan waktu di luar rumah, seperti di sekolah, yang memungkinkan nyamuk Aedes aegypti menggigit mereka.
Proteksi yang dapat dilakukan setiap orang tua agar anaknya tidak kena DBD adalah memastikan menjalankan 3M plus. Jadi, tidak hanya memastikan rumah bersih dan bebas dari genangan air, tapi juga dengan vaksinasi DBD.
Ya, Prof Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyarankan agar anak-anak dan anggota keluarga lainnya menerima vaksin DBD demi memperkuat upaya proteksi dari virus dengue.
“Anak-anak masih menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue dan berisiko tinggi mengalami dengue berat yang berdampak kematian,” ungkap Prof Hartono Gunardi, Sp.A(K) dalam acara Urgensi Penanggulangan Dengue, di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (2/11/2025).
"Kami sarankan untuk vaksinasi DBD guna memperkuat proteksi dan pencegahan," sarannya.
Perlu dicatat, hingga 28 Oktober 2025 telah dilaporkan 131.393 kasus dan 544 kematian akibat DBD. Data ini menunjukkan bahwa Dengue masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan membutuhkan kewaspadaan yang berkelanjutan.
Nah, vaksinadi DBD dianggap perlu diberikan pada anak-anak dan menjadi prioritas para orang tua. Ia mengungkapkan, anak-anak yang mendapatkan vaksin DBD bisa mengurangi gejala dan rasa sakit sehingga risiko kematian dapat ditekan.
“Kalau terinfeksi (secara alami), kita bisa sakit, bisa terjadi kejang hingga kematian. Nah, kalau dengan imunisasi, bisa mendapat kekebalan dari vaksin tersebut. Tidak sakit, tapi memang ada gejala ringan dan sementara, 1 dan 2 hari hilang," jelas Prof Hartono.
Meski begitu, pemberian vaksinasi DBD pada anak ini juga tak bisa sembarang. Prof Hartono mengatakan, pada kondisi anak dengan penyakit komorbid, tidak disarankan.
“Kalau anak sudah bergejala seperti demam, itu tidak boleh diberikan. Tunggu 3 bulan pasca sembuh baru bisa divaksin," ujar Prof Hartono.
Dia menambahkan, "Perlu dicatat juga bahwa vaksin ini tidak boleh diberikan pada anak dengan gangguan kekebalan tubuh."
Jadi, ini waktu yang tepat untuk melakukan pencegahan DBD di keluarga Anda, mengingat musim hujan sudah memasuki puncaknya di bulan ini hingga akhir 2025.