JAKARTA, iNews.id - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berjanji akan mundur jika target Ease of Doing Business (EoDB) tak tercapai. Dia menargetkan rangking EoDB Indonesia bisa mencapai 50 besar pada 2023.
"Kalau peringkat 50 di tahun keempat tidak juga (tercapai), saya siap mundur, karena pejabat harus bantu negara, bukan jadi beban," kata Bahlil di Jakarta, Rabu (29/01/2020).
Mantan ketua umum Hipmi itu mengungkapkan Presiden Jokowi sebetulnya meminta agar EoDB bisa menembus 40 besar. Namun, menurut Bahlil, target 50 besar lebih realistis.
"Presiden memang minta peringkat 40, tapi kemudian saya menawar untuk bisa jadi peringkat 50 untuk EoDB Indonesia," kata Bahlil.
Dalam laporan EoDB yang dirilis Bank Dunia, Indonesia saat ini erada di posisi 73. EoDB merupakan survei terhadap pelaku usaha tentang kemudahan berbisnis. Berbagai kriteria yang diukur mulai dari perizinan hingga sengketa bisnis.
Untuk mewujudkan target itu, Bahlil menilai perlu kerja sama kementerian terkait, terutama soal perizinan yang berbelit-belit. Selain itu, layanan kepada investor juga akan ditingkatkan mulai bulan depan.
"BKPM tidak hanya melayani (investor) asing tapi investor dalam negeri juga akan kita layani, nanti kita akan jemput di airport, kita dampingi dengan orang yang mumpuni dan punya wawasan untuk menjelaskan apa yang menjadi kebutuhan," kata Bahlil.