BEIJING, iNews.id - China akan menyerap lebih banyak batu bara dari pasar global. Langkah tersebut seiring perbaikan ekonomi Negeri Tirai Bambu usai dihantam Covid-19.
Dikutip dari Guardian, Minggu (29/11/2020), China akan meningkatkan kuota impor batu bara tahun ini sebanyak 20 juta ton. Negara itu tengah menyederhanakan custom clearance dari Indonesia dan Rusia. Namun, Australia tidak akan mendapatkan keuntungan dari kebijakan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan, China menaikkan tarif impor atas barang-barang dari Australia sebesar 107-212 persen. Kenaikan tarif tersebut menjadi respons atas buruknya relasi Beijing-Canberra.
"Saling menghormati adalah dasar dan prasyarat dalam membangun hubungan kerja sama antar negara. Diharapkan, Australia bisa menghormati dan percaya dengan kerja sama strategis, sehingga kita dapat mengembalikan hubungan bilateral ke jalur yang benar," katanya.
Minggu ini, lebih dari 60 kapal batu bara Australia bersandar di pantai China usai importir China diminta menghentikan impor batu bara Australia mulai Oktober.
Analis dari lembaga thinktank energi China mengatakan, pejabat bea cukai China telah diinformasikan kuota impor batu bara termal dinaikkan 20 juta ton.
"Sepertinya batu bara dari Australia akan dikecualikan. Sebagai tambahan, Bea Cukai akan memperpendek waktu clearance untuk batu bara dari Indonesia dan Rusia tergantung situasi di pelabuhan," katanya.
Indonesia, Rusia, dan Australia merupakan eksportir batu bara terbesar ke China. Pada Rabu (25/11/2020), Indonesia telah menekan perjanjian ekspor batu bara ke China senilai 1,46 miliar dolar AS dalam tiga tahun ke depan.