Didanai APBN Rp15 Miliar, Kawasan Kumuh Tepi Sungai Gajah Wong Disulap Jadi Objek Wisata 

Iqbal Dwi Purnama
Didanai APBN Rp15 miliar, kawasan kumuh tepi Sungai Gajah Wong disulap jadi objek wisata. Foto: Kementerian PUPR

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) merampungkan penataan kawasan kumuh Tepi Sungai Gajah Wong di Yogyakarta. Kini kawasan tersebut menjadi destinasi wisata baru dengan konsep wisata air.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penataan kawasan tepi sungai tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Ini karena perencanaan dilakukan bersama dengan pemerintah daerah kabupaten/kota dan masyarakat. 

"Pemanfaatan selanjutnya menjadi peran pemerintah daerah kabupaten/kota untuk memberdayakan masyarakat di kawasan tersebut dalam mengembangkan potensi kawasan," kata dia dalam keterangannya, dikutip Minggu (13/2/2022).

Program penataan kawasan tepi Sungai Gajah Wong merupakan penataan skala kawasan kota karena mencakup tiga kelurahan sekaligus yang saling berbatasan, yakni Kelurahan Muja Muju, Giwangan, dan Prenggan. Di Kelurahan Giwangan dan Prenggan penataan dilakukan dari Bendung Mrican hingga Jembatan Tegalgendu, sedangkan di Kelurahan Muja-Muju dilakukan dari Jembatan Balirejo hingga Jembatan GL Zoo.

Pekerjaan penataan kawasan kumuh di tiga kelurahan tersebut, meliputi perbaikan jalan lingkungan, jalan inspeksi sekaligus pembangunan talut sebagai penguat jalan, pembangunan sanitasi instalasi pengolahan air limbah (IPAL), drainase, pos pantau, hydrant proteksi kebakaran. Selain itu, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH), toilet, pendopo, ruang baca, tempat sampah, penambahan railing pagar serta lampu.

Pekerjaan penataan kawasan kumuh tersebut didanai dari APBN tahun 2019-2020 sebesar Rp15,6 miliar ditambah dukungan dana dari APBD Kota Yogyakarta untuk perbaikan rumah warga yang terdampak penataan.

Rumah warga di sepanjang kawasan penataan kini tidak lagi membelakangi sungai. Penataan permukiman di bantaran sungai mengacu pada gerakan M3K atau mundur, munggah, madep kali (memundurkan rumah, menaikkan rumah, dan menghadapkan rumah ke sungai).

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Destinasi
10 jam lalu

Libur Nataru 2025 Tiba! Ragunan Jadi Destinasi Wisata yang Asyik Bareng Keluarga

Nasional
4 hari lalu

Purbaya soal Bank Dunia Wanti-Wanti Defisit RI hingga 2027: Suka-Suka Dia

Nasional
7 hari lalu

MBG Serap APBN Rp52,9 Triliun hingga Pertengahan Desember 2025

Nasional
7 hari lalu

Kemenkeu Kucurkan Rp345,1 Triliun untuk Bayar Subsidi dan Kompensasi

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal