NEW YORK, iNews.id - Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan, kelompok hacker Korea Utara berada di balik pencurian aset kripto senilai 100 juta dolar AS atau Rp1,5 triliun di Horizon Bridge. Pencurian itu terjadi pada Juni 2022 lalu.
Horizon Bridge merupakan aplikasi penting yang menghubungkan antara blockchain Harmony dengan blockchain Binance Chain dan blockchain Bitcoin. FBI menyatakan, para hacker terkait dengan Korea Utara mengandalkan kampanye malware yang dikenal sebagai TraderTraitor dalam serangan Harmony.
Mengutip CoinDesk, menurut FBI, protokol privasi Railgun pada dua minggu lalu digunakan untuk mencuci ethereuum senilai lebih dari 60 juta dolar AS, yang dicuri pada tahun lalu. Sebagian dikirim ke penyedia layanan lain dan diubah menjadi Bitcoin. Beberapa dana dibekukan, dan lainnya dipindahkan ke alamat yang disebutkan dalam pernyataan.
Setidaknya satu firma riset industri telah sampai pada kesimpulan yang sama tentang identitas penyerang tahun lalu, mengidentifikasi Lazarus dan Korea Utara.
Otoritas AS mengatakan bahwa pencurian kripto dan pencucian aset yang dilakukan hacker Korea Utara digunakan untuk mendukung program rudal balistik dan Senjata Pemusnah Massal Korea Utara. Grup Lazarus sebelumnya telah dituduh mencuri kripto lebih dari 600 juta dolar AS dari Ronin Bridge yang terhubung dengan Axie Infinity.