LONDON, iNews.id - Harga minyak mentah turun lebih dari 1 persen pada perdagangan Selasa di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi China yang dapat menghambat permintaan. Sementara, indikasi adanya penurunan suku bunga The Fed pada bulan September tidak memberikan dampak pada harga komoditas tersebut.
Mengutip Reuters, Brent berjangka turun 1,31 dolar AS atau 1,54 persen menjadi 83,54 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,41 dolar AS atau 1,72 persen menjadi 80,50 dolar AS per barel.
Adapun, data ekonomi China yang melemah menimbulkan keraguan terkait prospek permintaan minyak dari negara tersebut. Data resmi menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia ini tumbuh 4,7 persen pada kuartal II 2024, laju paling lambat sejak kuartal I 2023.
Pertumbuhan ini melambat dibandingkan peningkatan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,3 persen yang terhambat penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakamanan lapangan kerja.
Di Amerika Serikat (AS), Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan bahwa data inflasi pada kuartal kedua menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga kembali ke target bank sentral dengan cara yang berkelanjutan. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan lama lagi.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya pinjaman, sehingga dapat meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak.
Sejumlah analis memperingatkan mengenai sentimen pasar yang menggambarkan pasar akan naik karena pelemahan beberapa data makroekonomi AS yang diperkirakan secara tidak langsung masih dapat mempengaruhi permintaan minyak dalam waktu dekat.