JAKARTA, iNews.id - Belakangan industri ritel seperti 7 Eleven, Ramayana, Matahari Departement Store, dan Lotus menutup gerai-gerainya. Pada akhir tahun nanti Debenhams dikabarkan juga akan ditutup oleh PT Mitra Adiperkasa yang merupakan perusahaan induk Lotus dan Debenhams.
Banyak yang mengisukan ini merupakan akibat dari pola konsumsi masyarakat Indonesia yang berubah. Seperti yang diketahui, kini segalanya serbadigital seperti transportasi umum dan tentunya transaksi jual-beli dilakukan secara online.
Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani menilai, industri ritel Indonesia siap untuk mengarah ke digital. "Kalau industri sih tidak ada masalah, yang menjadi problem sekarang adalah mengahadapi e-commerce yang menjual barang bukan buatan Indonesia," katanya kepada iNews.id, Kamis (2/11/2017).
Selain karena pergeseran pola konsumsi, tutupnya ritel belakangan ini juga diisukan karena daya beli masyarakat yang mengalami penurunan signifikan. Namun, pemerintah juga memberi pernyataan bahwa daya beli sejauh ini masih cukup baik.
"Tapi Lebih baik sekarang pemerintah melakukan research atau survei yang benar, bukan malah berbantah-bantahan di media," ujarnya.
Menurut dia jika pemerintah yang melakukan survei tentunya akan lebih objektif dan bisa dijadikan dasar untuk mengambil keputusan.
"Kan ada yang bilang daya beli konsumen tidak ada masalah, mereka hanya merubah saja polanya. Ada juga yang bilamg konsumsi pindah ke pariwisata, online, dan lain-lain. Daripada mendengarkan itu, lebih baik kita melakukan survei supaya kita dapat hasil yang tepat," ucapnya.