JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) penting bagi perekonomian ASEAN. Dia mengungkapkan, ada lebih dari 90 persen dunia usaha di kawasan adalah UMKM, di mana di Indonesia memiliki 65 juta pelaku UMKM.
Jokowi menyampaikan hal itu dalam pertemuan pemimpin ASEAN dengan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) di hotel Sokha, Phnom Penh, Kamis (10/11/2022).
“Kemajuan UMKM sangat berdampak pada ekonomi ASEAN. Untuk itu, sinergi kita menjadi sangat krusial untuk makin diperkokoh,” kata Jokowi dalam keterangannya, Kamis (10/11/2022).
Dia pun mengingatkan, kawasan ASEAN harus tetap waspada. Itu harus dilakukan meski perekonomian di ASEAN tetap positif saat dunia tengah dilanda gelombang krisis.
“Total GDP ASEAN masih di atas 3 triliun dolar AS dan ASEAN ekonomi terbesar ke-5 dunia. Dalam situasi guncangan finansial ini, tentu kita semua harus waspada. Kemitraan dunia usaha dan pemerintah harus makin diperkuat. Sektor swasta memiliki peran sangat penting,” tutur Jokowi.
Untuk jangka pendek, dia mendorong untuk memperkuat resiliensi ekonomi ASEAN. Hal ini memerlukan countermeasures dan kebijakan makroprudensial pemerintah yang adaptif untuk stabilkan keuangan dan stimulasi pergerakan ekonomi.
“Sektor swasta juga harus forward looking, artinya cermat melihat krisis, berhati-hati, tapi bergerak cepat untuk adaptasi. Kecepatan dan ketepatan beradaptasi jadi kunci resiliensi ekonomi ASEAN,” kata ujarnya.
Sementara untuk jangka panjang, Jokowi menekankan pentingnya peningkatan daya saing ASEAN, di mana kuncinya adalah inovasi.
“Inovasi pastikan kita kompetitif di masa depan. Ekonomi digital dan ekonomi hijau adalah masa depan ASEAN. Ekonomi digital mampu tingkatkan produktivitas dan perluas akses pasar, sementara ekonomi hijau pastikan ASEAN terus tumbuh dan berkelanjutan,” ujarnya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.