KOLOMBO, iNews.id - Sri Lanka meminta petani untuk menanam padi lebih banyak karena krisis pangan yang makin buruk. Hal itu terjadi karena negara tersebut mengalami krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari 70 tahun.
Menteri Pertanian Sri Lanka Mahinda Amaraweera mengatakan, situasi pangan di Sri Lanka menjadi lebih buruk. Itu akibat kekurangan bahan pokok yang parah, termasuk makanan, sehingga mendorong inflasi, tingkat di mana harga naik ke rekor tertinggi.
"Kami meminta semua petani untuk masuk ke ladang mereka dalam lima hingga 10 hari ke depan dan menanam padi," kata dia, dikutip dari BBC, Kamis (2/6/2022).
Pejabat Sri Lanka telah mencari cara untuk meningkatkan produksi pangan karena Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe telah memperingatkan kekurangan pangan yang parah akan terjadi pada Agustus mendatang. Negara ini juga meminta bantuan dari South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) , yang telah memasok beras dan barang-barang lainnya ke negara-negara yang membutuhkan.
Komisaris Departemen Makanan Sri Lanka J Krishnamoorthy mengatakan, negaranya baru saja memulai proses meminta bantuan kepada SAARC. Krishnamoorthy menambahkan, Sri Lanka juga mencari sekitar 100.000 metrik ton makanan dalam bentuk sumbangan atau penjualan bersubsidi. Di samping mengalami kekurangan pangan, Sri Lanka juga mengalami kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.
Di sisi lain, Sri Lanka akan menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) dari 8 persen menjadi 12 persen supaya bisa meningkatkan pendapatan pemerintah sebesar 65 miliar rupee Sri Lanka. Pajak perusahaan juga akan naik pada Oktober dari 24 persen menjadi 30 persen.