JAKARTA, iNews.id - PT Astra International Tbk (IDX: ASII) mencatat laba bersih (net income) sebesar Rp18,88 triliun sepanjang 2017, meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2016 Rp15,16 triliun.
"Setelah mencetak kinerja keseluruhan yang baik pada tahun 2017, Astra diharapkan dapat terus diuntungkan dari membaiknya kondisi ekonomi serta stabilnya harga komoditas, meskipun persaingan di pasar mobil akan terus meningkat," kata Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto di Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Dia mengemukakan, kinerja perseroan mendapatkan keuntungan signifikan dari kembalinya profitabilitas PT Bank Permata Tbk (IDX: BNLI). Kinerja Bank Permata pada tahun lalu cukup baik, setelah mencetak laba Rp748 miliar, membalik kerugian yang dialami pada 2016 Rp6,48 triliun.
Selain itu, kata Prijanto, melonjaknya laba Astra International juga ditopang dari keuntungan yang lebih tinggi dari bisnis alat berat dan pertambangan yang disebabkan naiknya harga komoditas, yang juga berdampak positif terhadap kinerja usaha divisi agribisnis. Bisnis alat berat lewat PT United Tractors Tbk (UNTR) menjadi andalan baru bagi Astra International.
Namun, lanjut dia, kontribusi dari bisnis otomotif menurun akibat meningkatnya persaingan di pasar mobil, yang secara keseluruhan tidak menunjukkan pertumbuhan. Kinerja operasional bisnis sepeda motor cukup stabil di tengah menurunnya pasar motor secara keseluruhan. Laba bersih dari divisi otomotif turun 3 persen menjadi Rp8,9 triliun.
Secara keseluruhan, pendapatan bersih Astra International pada 2017 meningkat 14 persen menjadi Rp206,1 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 Rp181,1 triliun, dengan pendapatan yang lebih tinggi diraih sebagian besar segmen bisnis.
Sementara itu, nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp3.054 pada 31 Desember 2017, meningkat 10 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2016 Rp2.765.
Astra International juga akan membagikan dividen final sebesar Rp122 per saham untuk tahun buku 2017. Pembagian dividien itu akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada April 2018 mendatang. Usulan dividen final itu bersama dengan dividen interim Rp55 per saham akan menjadikan dividen total pada tahun 2017 menjadi Rp177 per saham.
"Dividen final yang diusulkan itu berdasarkan pertimbangan meningkatnya utang pada level perusahaan induk Astra International dan rencana investasi lainnya di masa mendatang," ucapnya.