JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia bisa menangani hiperinflasi sepanjang tahun ini dan tahun depan. Hiperinflasi saat ini menjadi ancaman di banyak negara di dunia.
Airlangga mengungkapkan, Tim Pengendalian Inflasi baik di pusat maupun daerah akan mendorong program kebijakan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, serta kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif dengan masyarakat. Dengan begitu, tantangan hiperinflasi selama 2022-2023 bisa ditangani.
"Tentu tantangan hyperinflation (hiperinflasi) kelihatannya bisa kita tangani di tahun ini, demikian pula di tahun depan," kata dia dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, Selasa (16/8/2022).
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet sebelumnya mengatakan, Indonesia diprediksi menghadapi ancaman hiperinflasi pada September 2022. Dengan angka inflasi di kisaran 10 persen hingga 12 persen.
Menurutnya kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. Dia mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), di mana inflasi pada Juli berada di level 4,94 persen dan diperkirakan akan terus meningkat. Pada Agustus, inflasi diprediksi naik pada kisaran 5-6 persen.
"Laju kenaikan inflasi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi semakin membebani masyarakat, yang baru saja bangkit dari pandemi Covid-19," ujarnya dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2022.