KUALA LUMPUR, iNews.id - Grup AirAsia berencana mencari dana sebesar 2,5 miliar ringgit Malaysia atau sekitar Rp8,65 triliun tahun ini, dengan cara utang maupun penjualan saham perusahaan. Ini dilakukan untuk memperbaiki likuiditas perusahaan di tengah kerugian yang dialami maskapai karena pandemi Covid-19.
Laporan menyebutkan, maskapai berbiaya murah milik taipan Malaysia, Tony Fernandes ini kembali mengalami kerugian bersih akibat pembatasan perjalanan dan lockdown yang diberlakukan pemerintah Malaysia. Kerugian perusahaan pada kuartal I 2021 tercatat sebesar 767,4 juta ringgit atau sekitar Rp2,65 triliun.
AirAsia sudah mengumpulkan 336 juta ringgit atau Rp1,16 triliuh dari penempatan saham swasta pada awal tahun ini. Saat ini, perusahaan sedang dalam tahap pembicaraan dengan lembaga keuangan untuk mendapatkan pendanaan tambahan serta lessor untuk merestrukturisasi pesawat.
AirAsia juga sedang dalam pembicaraan dengan calon mitra untuk berinvestasi di segmen tertentu dalam bisnis perusahaan.
"Melalui berbagai upaya pencarian dana yang sedang dilakukan, kami berharap memiliki likuiditas yang cukup untuk menopang operasi bisnis," kata manajemen AirAsia dalam keterangannya, dikutip dari Forbes, Minggu (30/5/2021).
Maskapai penerbangan dan industri terkait perjalanan termasuk yang paling terpukul akibat pandemi karena negara-negara di seluruh dunia menutup akses masuk untuk mencegah menyebaran virus. Karena jumlah kasus Covid-19 di Malaysia terus meningkat, pendapatan AirAsia merosot 91 persen menjadi 205,1 juta ringgit atau sekitar Rp709,58 miliar.
Sementara itu, selama perjalanan masih dibatasi terutama ke luar negeri, AirAsia akan fokus memperkuat penerbangan domestiknya. Hal ini dilakukan sambil menunggu perkembangan dibukanya penerbangan internasional.