JAKARTA, iNews.id - Generasi Y atau yang lebih dikenal dengan generasi milenial mempunyai pandangan berbeda tentang hunian ideal dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Mereka lebih memilih tinggal di hunian vertikal seperti apartemen atau rumah susun (rusun) daripada rumah tapak.
Pandangan tersebut tidak terlepas dari perilaku mereka yang lebih memilih mementingkan pengalaman daripada mengoleksi barang. Generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 1997 ini menganggap apartemen atau rusun dapat memberikan pengalaman baru. Selain itu, mereka juga tidak tertarik untuk tinggal dalam rumah tapak yang biasanya dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu, pilihan generasi ini juga selaras dengan tingkat populasi yang terus bertambah, terutama di kota-kota besar sementara, jumlah lahan cenderung tetap, bahkan semakin berkurang untuk lahan-lahan yang bisa dijadikan hunian. Dengan begitu, hunian vertikal menjadi pilihan yang tepat di mata generasi milenial.
"Hunian vertikal adalah hunian yang menjadi keniscayaan untuk kota-kota besar. Jadi mau tidak mau pembangunan apartemen nanti akan banyak terutama di kota termasuk di pinggiran," kata Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Selasa (19/12/2017).
Selain itu, Ferry menilai generasi milenial juga memiliki pola interaksi sosial yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Bila generasi sebelumnya lebih memilih untuk tinggal di rumah tapak karena lebih mudah bersosialisasi dengan tetangga sekitar, generasi milenial biasanya lebih mementingkan sosialisasi di dunia maya, sehingga mereka jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, hunian vertikal seperti apartemen atau rusun lebih cocok dengan karakter generasi milenial.