JAKARTA, iNews.id - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengungkapkan penyebab minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) masih langka di sejumlah pasar. Itu terjadi akibat tidak lancarnya distribusi hingga ke pasar-pasar tradisional.
Menurutnya, sejak 14 Februari 2022, Kemendag sudah mengalokasikan dan mendistribusikan lebih dari 300 juta ton minyak goreng. Hingga akhir pekan ini diperkirakan sudah dipasok sebanyak 340 juta ton minyak goreng.
"Jadi harusnya aman, harusnya 'banjir'. Permasalahannya, sampai ke wilayah-wilayah pasokan, itu sudah dialirkan. Ternyata 'bendungannya' sudah penuh, 'irigasinya' tidak lancar. Ini yang menyebabkan ada dampak kelangkaan,” kata Oke dalam Polemik MNC Trijaya Quo Vadis Sembako Nasional di Jakarta, Sabtu (5/3/2022).
Distribusi minyak goreng satu harga, kata dia, sebenarnya sudah berjalan baik terutama di ritel modern. Akan tetapi, kemampuan ritel modern untuk menjual minyak goreng dengan HET hanya sekitar 25 juta ton, sementara kebutuhan pasokan minyak goreng per bulan mencapai 327 juta ton.
"Sehingga masih ada sekitar 300 juta yang harus didistribusikan melalui pasar tradisional. Dari aliran irigasinya ada yang belok ke perumahan, padahal harusnya ke sawah yang nyumpelnya akan kita tindak tegas. Intinya kita lakukan tindakan,” tuturnya.
Sambil menunggu proses distribusi berjalan lancar, pemerintah akhirnya mengambil inisiatif untuk memasok langsung minyak goreng curah ke pasar-pasar tradisional.
“Masyarakat tidak bisa menunggu distribusi ini lancar. Maka saat ini pemerintah bekerja sama dengan pemerintah daerah langsung memasok ke pasar rakyat,” ucapnya.