JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, neraca beras Indonesia diperkirakan surplus 3,73 juta ton sejak Januari hingga September 2022. Ini seiring dengan pembangunan pertanian domestik.
Surplus tersebut berasal dari perkiraan produksi beras yang mencapai 26,45 juta ton pada periode tersebut. Sedangkan konsumsi beras diproyeksikan sebanyak 22,72 juta ton.
"Kondisi ini menandakan penanganan ekosistem ketahanan pangan dan pertanian Indonesia terus membaik," kata dia dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, dikutip dari Antara, Selasa (16/8/2022).
Pada Januari 2022, neraca beras Indonesia sempat mengalami defisit sebesar 1,12 juta ton. Begitu juga pada Februari, yang defisit 190.000 ton.
Namun pada Maret dan April, neraca beras Indonesia surplus masing-masing sebanyak 2,89 juta ton dan 1,83 juta ton. Sedangkan pada Mei dan Juni defisit neraca beras masing-masing sebesar 200.000 ton dan 10.000 ton.
Untuk Juli, Agustus, dan September, diperkirakan neraca beras masing-masing mengalami surplus 470.000 ton, defisit 460.000 ton, dan surplus 520.000 ton.
"Rata-rata produksi beras kita selama tiga tahun berturut, yaitu 31,3 juta ton, di mana stok terakhir itu sudah di atas 10 juta ton dan di akhir tahun diperkirakan sebanyak 7 juta ton," tuturnya.
Di sisi lain, Airlangga menuturkan, terjadi penurunan impor jagung dari 3,5 juta menjadi 800.000. Dengan demikian seluruh kebijakan terkait pertanian, termasuk Produk Rekayasa Genetika (GMO) diharapkan akan meningkatkan ketahanan serta diversifikasi pangan.