JAKARTA, iNews.id - Industri perbankan nasional dinilai cukup tangguh menghadapi krisis. Kondisi permodalan perbankan di Indonesia saat ini mengungguli negara-negara tetangga.
"Permodalan perbankan ini kita desain dengan kuat dan memang sudah kita desain untuk berbagai kondisi baik normal maupu krisis jadi kuat. Bahkan permodalan kita terkuat di ASEAN," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, Senin (28/9/2020).
Berdasarkan data OJK, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan per Juli 2020 mencapai 23,1 persen. CAR perbankan di Malaysia dan Thailand misalnya sekitar 18 persen sementara Filipina 15 persen.
Menurut Wimboh, kuatnya permodalan ini disebabkan kebijakan Bank Indonesia (BI) yang melonggarkan giro wajib minimum (GWM) di samping penurunan suku bunga acuan.
"Likuditas enggak ada masalah karena BI sudah memberikan stimulus yang mana menurunkan GWM," katanya.
Wimboh menilai, likuiditas yang kuat tersebut dapat menjadi basis perbankan menjalankan restrukturisasi kredit kepada nasabah. Hingga 7 September 2020, keringanan kredit diberikan kepada 7,83 juta nasabah bank dengan nilai baki Rp878,57 triliun. Sementara 5,2 juta nasabah perusahaan pembiayaan mendapatkan restrukturisasi Rp168,77 triliun.