JAKARTA, iNews.id - Pengamat Bisnis Kafi Kurnia mengakui pandemi Covid-19 melahirkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang menyasar bisnis rumahan. Produk yang dijual pun beragam, mulai dari kopi dalam kemasan literan hingga makanan beku yang dijual dengan memanfaatkan media sosial.
Namun, Kafi menilai, bisnis dengan kearifan lokal ini masih dipertanyakan dari sisi kemasan yang masih minim kualitas. Untuk itu, pemerintah dinilai perlu turut serta membantu.
"Ini kan bibit (seed) ekonomi di masa susah, mungkin yang harus dilakukan pemerintah adalah bagaimana caranya untuk memanfaatkan seed yang berasal dari kearifan lokal ini untuk menjadi empowerment economy on the next lead, mungkin itu salah satu caranya," ujar Kafi dalam diskusi daring, Sabtu (11/7/2020).
Dia mencontohkan, inovasi di Jepang, di mana ada sekelompok masyarakat yang membuat ide dapur bersama, dengan cara memfasilitasi kafe dan restoran besar yang tutup. Kemudian ini dijadikan dapur bersama, sehingga perusahaan-perusahaan kecil menitipkan produknya.
"Saya melihat dan mendengar Gojek membuat project serupa, mereka menamakan cloud kitchen, di mana satu tempat kemudian pengusaha-pengusaha itu tanpa harus membuka kitchen tanpa harus modal besar bisa menitipkan produknya di sana, nanti Gojek/GoFood menyediakan jasa pemesanan dan pengiriman, dan dapurnya di-share," kata dia.
Kafi berpendapat, dengan adanya kegiatan-kegiatan bisnis yang menitikberatkan pada kearifan lokal bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. "Yang sangat menarik kita adalah negara yang sangat Bhineka Tunggal Ika, jadi kearifan lokal sangat banyak sekali dan itu yang menyebabkan sulit karena budayanya beda sehingga setiap daerah punya ciri khas," ucap Kafi.