JAKARTA, iNews.id - Program Kartu Prakerja yang belum lama ini diluncurkan lewat prakerja.go.id mendapatkan saingan baru, prakerja.org. Laman itu muncul sebagai bentuk kritik terhadap Kartu Prakerja yang menawarkan pelatihan berbayar.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan, Kartu Prakerja menawarkan ekosistem yang inklusif. Dengan kata lain, semua pihak bisa berkontribusi untuk memberikan pelatihan dalam program tersebut.
"Kalau misalnya ada teman-teman yang punya modul bagus, mau didonasikan, dibagi kepada peserta Kartu Prakerja bisa kemudian ditulis harganya Rp1 atau Rp0, itu bisa, jadi kita tidak perlu bersitegang antara yang gratis dengan tidak gratis, yang murah dengan mahal, semuanya ada disediakan di ekosistem kartu prakerja," kata Denni, Selasa (19/5/2020).
Denni akan akan terus mendengar masukan atau saran dari berbagai pihak mengenai Kartu Prakerja agar terus berjalan dengan relevan. Dalam sistem Kartu Prakerja, peserta bebas memilih modul pelatihan yang dibutuhkan. Hal tersebut berbeda dengan pelatihan reguler yang selama ini diselenggarakan oleh kementerian/lembaga (K/L).
"Kenapa kemudian kita memberikan kewenangan atau hak penuh kepada peserta karena kami ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih sendiri pelatihannya," ucap Denni.
Oleh karena itu, Denni menilai tidak ada kompetisi apapun terkait Kartu Prakerja. Pasalnya, Kartu Prakerja bukan satu-satunya pelatihan yang ada dalam program pemerintah.
"Selama ini pemerintah lewat APBN itu mendanai BLK, LKP, LPK, termasuk beberapa lembaga pelatihan kita kenal kemudian kontrak melalui barang dan jasa dan kemudian harga pelatihan dipatok dan kemudian peserta akan berlatih. Ini berbeda," kata dia.