JAKARTA, iNews.id - Pertamina EP, anak usaha Pertamina di sektor hulu migas yakin industri migas masih akan bertahan dalam beberapa puluh tahun mendatang. Namun, industri ini tengah tertekan akibat tren energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy.
Komisaris Pertamina EP Muhammad Ali memprediksi industri migas masih eksis antara 25-50 tahun lagi. Perubahan tren terus terjadi, terutama di tengah meluasnya wacana dan inovasi di sektor EBT.
Menurut Ali, migas saat ini sudah menjadi industri masif dengan jumlah SDM yang melimpah hingga teknologi dan kapital yang besar. Namun, ketidakpastian di sektor ini sangat tinggi.
“Industri oil dan gas ini merupakan salah satu industri yang padat modal serta padat teknologi. Di mana, di dalam bumi banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dipastikan yang akan terjadi ketika kita sudah memetakan kemudian ngebor. Di situ apakah nanti akan keluar minyak, gas atau keluar air,” katanya, Sabtu (8/5/2021).
Ali mengatakan, industri migas pernah menjadi primadona dunia dan perusahaan di dalamnya menjadi entitas bisnis yang paling besar daripada entitas di industri lain. Namun, belakangan ada pergeseran tren.
“Hari ini industri yang menggeser adalah teknologi, perdagangan, dan keuangan digital. Apalagi sekarang kita memasuki 4.0 yang semua serba digital,” ujar Ali.