JAKARTA, iNews.id – PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN mencatatkan alami kerugian sebesar 264,7 juta dolar As pada tahun 2020. Diketahui, salah satunya dipicu oleh sengketa pajak PGN atas transaksi tahun pajak 2012 dan 2013.
Wakomtap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Achmad Widjaja, mengatakan sengketa pajak itu merupakan urusan yang berbeda dari penutupan laporan keuangan tahun 2020.
“Mana ada rugi waktu penutupan. Laporan keuangan kan tahun 2020 mereka masih profit 100 juta-an US. Kan tidak ada yang disebut rugi, namanya PGN dari dulu juga ga pernah rugi. Tapi, kalau isu kemarin kasus mengenai pajak ya urusannya lain lagi. Itu kan sangat kompleks untuk dibahas,” tutur Achmad, dalam acara Market Review IDX Channel, Rabu (21/4/2021).
Menurut Achmad, PGN tidak mengalami kerugian saat penutupan laporan keuangan, karena pendistribusian gas dinilai cukup jelas.
“Kalau disebut loss, saya tidak merasa bahwa ada kerugian. Karena semua gas yang dibeli, semua yang dijual, pelanggannya jelas, tagihannya jelas. Lalu, tidak boleh ada keterlambatan dan selama ini tidak ada pasal kompromi apapun di PGN,” ujar Achmad.
Dia mengungkapkan, jika memang PGN merugi perlu ada tim dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai auditor pemerintah yang melakukan pemeriksaan.