NEW YORK, iNews.id - Studi terbaru dari Word Data Lab memperkirakan lebih dari 1 juta orang Asia akan bergabung dengan kelas menengah global pada 2030 mendatang. Negara-negara dengan populasi penduduk terpadat akan menjadi kontributor terbesar kelas menengah di dunia pada satu dekade mendatang.
Dikutip dari Bloomberg, rumah tangga kelas menengah dengan pengeluaran per kapita antara 11-110 dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp156.680 hingga Rp1,57 juta per hari berjumlah sekitar 3,75 miliar orang tahun ini. Kelompok tersebut diproyeksi akan terus tumbuh hingga 2030 dengan negara-negara terpadat seperti India dan China menambahkan sekitar tiga perempat miliar anggota.
Selain dua negara tersebut, kontributor terbesar lainnya terhadap pertumbuhan kelas menengah global adalah Asia, seperti Indonesia yang diperkirakan akan memiliki kelompok kelas menengah keempat terbesar di dunia pada 2030, menyalip Rusia dan Jepang serta Bangladesh.
Bangladesh, negara berpenduduk padat seukuran Lowa akan naik peringkat lebih cepat dibanding negara lainnya. Negara ini diperkirakan akan melesat ke posisi 11 dari 28, menambah lebih dari 50 juta konsumen kelas menengah.
Menurut Word Data Lab, negara-negara Asia sudah membentuk lebih dari setengah kelas menengah dunia, tetapi mereka hanya menyumbang 41 persen dari pengeluaran konsumen kelompok itu. Namun diperkirakan akan menjadi lebih dari 50 persen pada 2032.
Sementara itu, China, India, dan Amerika Serikat (AS) diproyeksikan akan mempertahankan peringkat tiga teratas sebagai negara dengan populasi kelas menengah terbesar di dunia. Pertumbuhan penduduk yang lambat atau negatif di beberapa negara maju akan menyebabkan menyusutnya kelas menengah di negara-negara seperti Jepang, Jerman, Italia, dan Polandia.