JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, pasar domestik makin dibanjiri produk impor.
Dia menuturkan, penyebab produk impor membanjiri pasar domestik karena penyerapan produk dalam negeri di pasar internasional melambat akibat melemahnya daya beli masyarakat di negara tujuan. Seiring itu, para produsen di negara tersebut juga mengalami overstock, sehingga mencari negara tujuan untuk menjual produknya.
Menurutnya, salah satu pasar yang seksi dan menjadi incaran para produsen dari luar negeri adalah Indonesia. Itu karena Indonesia belum ada larangan tegas yang mengatur pembatasan masuknya produk ke pasar domestik. Akibatnya, produsen lokal harus bersaing dengan serbuan produk impor.
"Sekarang begitu China, Taiwan, mereka juga overstock, mereka mencari market, sehingga market domestik ini dipenuhi oleh barang-barang impor," kata Gita dalam Market Review IDXChannel, Rabu (5/7/2023).
Dia menjelaskan, masuknya produk impor akan menyebabkan perlambatan penyerapan produk lokal di pasar domestik. Pada akhirnya akan membuat stok produk lokal menumpuk dan mengurangi aktivitas produksi.
Dia menuturkan, beberapa negara produsen seperti China, Bangladesh, Vietnam, dan Indonesia sama-sama mengalami kesulitan ekspor ke negara Eropa maupun Amerika. Itu membuat negara-negara tersebut mencari pasar lain untuk menjual produknya.
"Masalahnya China, Bangladesh, Vietnam punya kesulitan ekspor yang sama ke Amerika dan Eropa, jadi mencari market lain, dan market yang terbuka adalah Indonesia, jadi buang barang di sini," tuturnya.