WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengeluarkan perintah yang mengancam akan melarang operasional WeChat, namun hal itu justru tak mengurangi jumlah peminatnya. Menurut data Sensor Tower, jumlah pengguna WeChat di Negeri Paman Sam itu mengalami lonjakan.
Pengguna WeChat di AS segera menginstal aplikasi tersebut di perangkatnya sebelum menghilang dari appstore, baik android maupun iOS. Sebelum diblokir, para pengguna juga segera mencari alternatif aplikasi perpesanan lain. Contohnya saja Signal, aplikasi obrolan terenkripsi milik AS yang dinilai memiliki perlindungan privasi yang terbaik di kelasnya, yang dikembangkan oleh Signal Foundation.
Menurut data Sensor Tower, unduhan aplikasi WeChat di AS naik 41 persen sejak ancaman larangan oleh Trump diumumkan pekan lalu. Sementara unduhan aplikasi Signal di toko aplikasi AS melonjak sebesar 30 persen, dan di China juga naik sampai 90 persen.
“Sebenarnya ada alternatif lain seperti WhatsApp dan Telegram, namun diblokir secara resmi di China. Tak heran jika aplikasi Signal menjadi pilihan pengguna yang berjaga-jaga jika WeChat benar diblokir, Signal memiliki keunggulan inheren karena dienkripsi dengan kuat,” ujar Ahli Strategi Wawasan Seluler di Sensor Tower, Stephanie Chan dikutip dari Reuters Jumat (14/8/2020).
Beberapa imigran dan ekspatriat China di AS khawatir kehilangan akses ke WeChat, karena dapat memutuskan kontak mereka dengan keluarga dan kerabat di China. Pasalnya, saat ini aplikasi perpesanan milik AS yang paling populer termasuk Facebook, Whatsapp, dan Telegram telah diblokir melalui Great Firewall oleh pemerintah China.
Larangan WeChat oleh AS pada pertengahan September nanti bisa membuat Apple dan Google menghapus WeChat dari toko aplikasi mereka. Beberapa pengguna mengatakan, mereka berencana mengakses WeChat menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN), aplikasi umum yang digunakan orang-orang di China untuk menyembunyikan alamat IP guna menghindari blokir pemerintah.