JAKARTA, iNews.id - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengakui platform e-commerce saat ini dikuasai produk impor. Kondisi tersebut membuat pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tertekan.
"Isu e-commerce dikuasai oleh produk asing itu benar, pemerintah mencoba untuk menanggulangi dari segi kebijakan dengan penerapan de minimus (tarif impor). Harga produk itu dijual murah di pasaran, ini jelas menekan penjualan UMKM lokal," kata Teten, Senin (8/6/2020).
Menurut dia, pelaku usaha dari luar negeri memiliki daya saing yang lebih baik daripada pelaku UMKM di Indonesia. Mereka, kata Teten, menggunakan strategi intelijen pasar (market intelligence) yang mengetahui persis pola konsumsi warga Indonesia. Hal ini membuat barang impor membanjiri Tanah Air.
"Kita lihat itu seperti pakaian, mereka baca pola konsumen kita suka produk yang seperti apa, style seperti apa, pada harga berapa. Nah cara ini yang sedang saya dorong ke semua pemilik e-commerce besar kita," katanya.
Mantan aktivis ICW tersebut menilai, masih banyak pelaku UMKM di Indonesia yang belum melek teknologi. Saat ini baru 13 persen UMKM yang terhubung ke dunia digital. Oleh karena itu, Kemenkop & UKM akan terus mendorong UMKM go digital.
Namun, kata Teten, persoalan tak serta merta selesai. Dia juga meminta pelaku UMKM meningkatkan kualitas produk agar konsumen tertarik.
"Jualan di online itu bukan hanya sekedar terhubung dengan market online tapi sejauh mana mereka bisa bersaing. Ecommerce itu menyangkut dengan kemampuan menjaga produk, nama brand dan bagaimana respons pada konsumen," ujar Teten.