JAKARTA, iNews.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan pinjaman untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh menjadi utang PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Adapun, utang tersebut berasal dari pendanaan China Development Bank (CDB) sebesar 550 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp8,3 triliun.
Namun, anggaran tersebut belum difinalisasi Indonesia dan CDB karena belum ada kesepakatan soal suku bunga pinjaman.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, utang Kereta Cepat Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat.
"Saya mau tekankan sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga itu kan perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket, jadi itu narasi yang salah," ujar pria yang akrab disapa Tiko di Jakarta, Senin (9/10/2023).
Meski CDB belum menggelontorkan pendanaan, Tiko menyebut kalkulasi atau hitung-hitungan dari hasil penjualan tiket kereta cepat tengah dilakukan KCIC dan KAI.