JAKARTA, iNews.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2020 mencapai 2,97 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,07 persen.
Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI), Ryan Kiryanto mengaku terkejut dengan data PDB tiga bulan pertama tahun 2020. Secara kuartalan, kata dia, pertumbuhan ekonomi tersebut minus 2,41 persen.
“Saya dan para ekonom lainnya makin sulit melakukan proyeksi atau forecasting, karena begitu banyaknya disrupsi” ujar Ryan, Selasa (5/5/2020).
Dia sebelumnya memprediksi ekonomi pada kuartal I-2020 bisa tumbuh 4,3 persen. Namun, pandemi virus corona membuat konsumsi rumah tangga berkurang sangat signifikan. Selain itu, banyak pabrik ditutup dan berpergian dilarang sehingga membuat ekonomi melambat.
Ryan memprediksi ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh paling tinggi 2 persen, bahkan bisa saja terancam minus. Dia berharap stimulus fiskal yang dikucurkan hingga Rp405,1 triliun bisa berdampak positif.
"Hampir pasti bahwa akan mencapai angka bawah sekitar 1,5 persen atau tertinggi hanya 2 persen di akhir tahun, karena di kuartal I sudah gagal," kata dia.
Menurut Ryan, kunci dari pemulihan ekonomi terletak pada seberapa lama wabah Covid-19 berlangsung. Makin cepat wabah selesai, maka semakin cepat pula ekonomi pulih. "Mudah-mudahan di tahun 2021 recovery dan terjadi kurva V atau mengalami bottom di kuartal II-2020," ujarnya.