JAKARTA, iNews.id - Neraca perdagangan pada September 2020 diprediksi surplus besar. Tren positif itu melanjutkan bulan sebelumnya yang surplus 2,33 miliar dolar AS.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan bulan lalu surplus 2,53 miliar dolar AS, lebih besar daripada Agustus 2020. Surplus masih ditopang penurunan impor yang lebih tajam daripada penurunan ekspor.
"Kinerja ekspor Indonesia pada bulan September diperkirakan terkontraksi 8,09 persen yoy (year-on-year) dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 8,36 persen yoy," kata Josua saat dihubungi, Kamis (15/10/2020).
Secara bulanan, ekspor September membaik. Kinerja ekspor dipengaruhi oleh kenaikan beberapa harga komoditas ekspor seperti CPO (4,7 persen); batu bara (3,0 persen), karet alam (4,2 persen). Sementara perbaikan ekspor bulanan juga didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti Eropa, AS, Jepang, India, Korea.
Sementara impor September diperkirakan terkontraksi 26,99 persen yoy, lebih dalam dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 24,19 persen yoy. Laju impor bulanan cenderung melambat melihat aktivitas manufaktur yang kembali masuk fase kontraksi.
"Kontraksi aktivitas manufaktur domestik juga dipengaruhi oleh pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta. Sementara itu, tren penurunan harga minyak mentah yakni sebesar 7 persen mtm, mengindikasikan impor migas pun juga melambat," katanya.