JAKARTA, iNews.id - PT Pertamina (Persero), hari Sabtu 9 Desember 2017 kemarin, melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memantau langsung kondisi ketersediaan stok gas Liquefied Petroleum Gas (LPG), terutama gas tabung seberat 3 kilogram (kg) di sejumlah titik pangkalan LPG di Jakarta.
Agen gas elpiji yang disambangi oleh mereka, di Gudang Agen Rawasari, SPBU Kuningan, dan Pangkalan LPG Fajar di Jalan Percetakan Negara 11 Jakarta. Berdasarkan pantauan mereka, ketiga lokasi yang disambangi tidak ditemukan antrean. Stok elpiji 3 kg masih dalam stok level yang aman hingga akhir tahun.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan Pertamina menanggapi adanya keluhan dari masyarakat terkait langkanya untuk mendapatkan elpiji melon tersebut. "Kementerian ESDM berkoordinasi dengan Pertamina untuk melihat dan memeriksa apakah benar terjadi kekurangan stok elpiji di daerah. Dari hasil review ini, secara garis besar stok elpiji aman, rata-rata sekitar 19 sampai 20 hari. Ini sesuai dengan rencana yang ada di Pertamina,” kata Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, elpiji melon ini hanya diperuntukkan bagi kalangan menengah ke bawah. Pertamina pun berupaya untuk melakukan pengawasan agar elpiji 3 kg tepat sasaran.
"Ini yang terus kita imbau supaya ada kesadaran-kesadaran baru, sehingga jumlah subsidi terus berkurang. Supaya ada kesadaran, yang mampu jangan beli barang subsidi, khususnya elpiji," ucapnya.
Pertamina juga membuka layanan pengaduan jika ditemukan kondisi kelangkaan gas elpiji yang terjadi di kawasan sekitar melalui call center Pertamina di saluran 1 500 000. Untuk memudahkan pemetaan kondisi kelangkaan elpiji/LPG di lapangan sehingga dapat segera ditindaklanjuti.