JAKARTA, iNews.id – Mantan Wakil Presiden, Boediono menilai, ekonomi Indonesia tengah menghadapi gejolak yang cukup menantang dari eksternal. Namun, dia menyebut, respons yang diambil pemerintah dan Bank Indonesia (BI) saat ini sudah tepat.
“Respons pemerintah/BI terhadap gejolak sudah benar: tunda proyek2 yang memakan banyak impor, naikkan pajak impor secara selektif dan naikkan suku bunga acuan BI. Dalam badai, keselamatan bahtera adalah prioritas,” kata Boediono lewat akun Twitter-nya, @boediono, Rabu (15/8/2018).
Rapat Dewan Gubernur BI hari ini memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. Bank sentral cukup agresif menaikkan suku bunga pada tahun ini. Tercatat, BI sudah lima kali mengerek suku bunga dalam empat bulan terakhir sejak Mei 2018.
Gubernur BI, Perry Warjiyo berulang kali mengatakan, BI akan konsisten menerapkan kebijakan moneter secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve. Hal ini bertujuan supaya pasar keuangan domestik tetap menarik di tengah normalisasi kebijakan moneter di negara-negara maju, terutama AS.
Sementara dari sisi pemerintah, berbagai kebijakan tengah disiapkan untuk memberikan tenaga kepada rupiah. Salah satu kebijakan yang akan berlaku mulai awal bulan depan yaitu kebijakan biodiesel B20 untuk menghemat impor BBM.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah meminta kepada PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) untuk mengevaluasi proyek-proyek yang memiliki kandungan impor tinggi. Sementara dari sisi perdagangan, pemerintah tengah mengevaluasi sekitar 500 komoditas impor sekaligus berencana menaikkan pajak impor menjadi 7,5 persen.