BANJARNEGARA, iNews.id – Harga sejumlah komoditas pangan strategis terus melambung menjelang pergantian tahun. Di Banjarnegara Jawa Tengah, kenaikan harga sayur-mayur bahkan mencapai 100 persen sehingga pembeli mengurungkan niat berbelanja dan berimbas pada penurunan omzet pedagang.
Sudah sejak sepekan terakhir harga kebutuhan pokok khususnya sayur-mayur di pasar tradisional Banjarnegara terus merangkak naik. Kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai red atau cabai setan. Cabai red yang biasanya dijual dengan harga Rp25.000 saat ini melambung hingga Rp50.000 per kilogram atau naik 100 persen.
Sementara, harga cabai merah saat ini naik dari Rp26.000 menjadi Rp35.000 per kilogram, cabai hijau naik dari Rp24.000 menjadi Rp29.000 per kilogram, dan tomat yang sebelumnya di kisaran Rp6.000 kini bergerak ke Rp10.000 per kilogram. Selanjutnya harga wortel naik dari Rp8.000 per kilogram menjadi Rp12.000 rupiah per kilogram, bawang merah naik dari Rp18.000 per kilogram menjadi Rp22.000 per kilogram, dan bawang putih naik dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp24.000 per kilogram.
Akibat kenaikan harga, pedagang mengeluhkan banyak konsumen yang memilih mengurangi jumlah belanjaan. Otomastis, di saat harga naik, omzet pedagang pun turun drastis.
“Harga naik karena petani gagal panen. Akibatnya ya pelanggan belinya berkurang, biasanya 1 kilogram jadi 0,5 kilogram. Kemudian biasanya 0,5 kilogram jadi ¼ kilogram,” kata Isem, salah satu pedagang di pasar Banjarnegera, Sabtu (30/12/2017).
Untuk mengantisipasi stok barang yang tak laku akibat tingginya harga, kini sejumlah pedagang memilih mengurangi jumlah persediaan barang. Harga sayuran dan cabe yang naik turun justru membuat pedagang merugi.
Mengantisipasi kenaikan dan lonjakan harga pangan, Satgas Pangan daerah setempat akan terus melakukan patroli guna mengurangi risiko penimbunan. Kenaikan harga yang tak wajar, salah satunya akibat permanian para oknum pedagang.