JAKARTA, iNews.id - Perang dagang antara AS dan China diprediksi membuat investor asing mengalihkan pabriknya dari China ke Asia Tenggara. Vietnam dinilai mempunyai keunggulan dibanding Indonesia untuk urusan investasi.
Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Berly Martawardaya mengatakan, Vietnam yang menganut sistem komunis membuat seluruh aturan cenderung terpusat. Hal ini membuat investor lebih mudah dalam mengurus perizinan investasi.
"Perizinan lebih cepat jadi, mereka kan memang negara sentralistik. Begitu masuk langsung tunjuk tanah 'saya bangun pabrik di sini'. Kalau di Indonesia kan beli tanah harus ke pemda lagi," kata Berly, Selasa (2/7/2019).
Berly menyebut, pusat perizinan di Vietnam benar-benar satu pintu. Hal ini berbeda dengan Indonesia yang mana meskipun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menawarkan sistem pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), investor masih harus mengurus izin-izin lain di daerah.
Selain itu, dia menyebut, pemerintah Vietnam cukup gencar menjalin perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) secara bilateral. Di antaranya Jepang, AS, dan Eropa. Hal ini membuat produk-produk ekspor asal Vietnam lebih berdaya saing di samping insentif fiskal yang diberikan untuk industri yang berorientasi ekspor.
"Bangun pabrik di Vietnam itu nol persen sehingga sangat menarik bangun pabrik di Vietnam untuk export-oriented karena mereka banyak FTA," kata dia.