JAKARTA, iNews.id - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi belanja subsidi hingga akhir Juli 2019 mencapai Rp92,2 triliun. Jumlah ini setara 41,1 persen dari pagu yang ditetapkan dalam APBN 2019 sebesar Rp224,3 triliun.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Askolani mengatakan, subsidi untuk BBM dan LPG masih menjadi yang terbesar mencapai Rp45,1 triliun dari total subsidi energi sebesar Rp68,11 triliun. Sisanya digunakan untuk subsidi listrik PT PLN (Persero).
Menurut Askolani, realisasi belanja subsidi tumbuh tipis 1,03 persen dibandingkan akhir Juli tahun lalu yang sebesr Rp91,26 triliun. Ini tidak terlepas dari realisasi subsidi energi yang melambat.
"Untuk subsidi energi memang sangat tergantung pada kondisi harga global. Realisasinya saya rasa relatif stabil bila dibandingkan dengan tahun lalu," kata Askolani di Jakarta, Senin (26/8/2019).
Selain subsidi energi, Kemenkeu mencatat realisasi subsidi nonenergi mencapai Rp24,09 triliun. Berbeda dengan subsidi energi, subsidi nonenergi naik Rp3,8 triliun atau 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan subsidi nonenergi, terutama akibat peningkatan realisasi subsidi pajak dan Public Service Obligations (PSO) untuk PT. Pelni (Persero) sebagai dampak dari perbaikan administrasi untuk pencairan subsidi. Selain itu, kenaikan subsidi nonenergi juga didorong realisasi subsidi pupuk, bunga KUR, dan pajak penghasilan (PPh) ditanggung pemerintah.