JAKARTA, iNews.id - Industri Hasil Tembakau (IHT) memegang peran penting meski kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) masih sangat minim. Industri ini dinilai memiliki karakteristik berbeda dengan yang lain.
"Dalam konteks kontribusi terhadap PDB, IHT tidak sebesar industri pengolahan lainnya seperti industri makanan dan minuman, farmasi, maupun industri lainnya. Sharenya masih berada di kisaran angka 0,9-1 persen," ujar Susi dalam webinar di Jakarta, Sabtu (5/9/2020).
Dia mengatakan, meski angka kontribusi IHT terhadap PDB minim, tetapi nature atau karakteristik dari IHT yang justru menjadi daya tarik.
"IHT ini sifatnya padat karya, yang berarti sektor ini menyerap banyak sekali tenaga kerja. Nah, di pandemi Covid-19 ini, sektor IHT terimbas dengan kontraksi minus 10,84 persen secara yoy. Meski indeks PMI membaik, kondisi IHT masih setara dengan kondisi industri angkutan atau transportasi umum," ucap Susi.
Untuk itu, dia menegaskan, yang dipikirkan untuk IHT bukan hanya pascapandemi Covid-19, tapi sampai roadmap dalam lima tahun ke depan. Peran IHT yang cukup besar dalam mendukung perekonomian negara dengan dinamika permasalahan yang dihadapi.
Karena itu, perlu ditangani secara komprehensif dengan menjaga keseimbangan antarsemua aspek. "Hal ini dapat diwujudkan dengan melalui kebijakan pemerintah yang sinergis dan terkoordinasi, dalam bentuk roadmap IHT, sehingga dapat dijadikan pedoman dan dapat memberikan kepastian bagi para pelaku industri dan seluruh stakeholders terkait," kata Susi.