SEOUL, iNews.id - Ekonomi Korea Selatan (Korsel) resmi masuk jurang resesi setelah mencatat pertumbuhan negatif dua kuartal beruntun. Pada kuartal II-2020, ekonomi Korsel minus 2,9 persen, terburuk sejak 1998.
Mengutip Reuters, Kamis (23/7/2020), Bank of Korea (BOK) melaporkan, ekonomi Korsel menyusut 3,3 persen secara kuartalan. Angka itu lebih buruk dari perkiraan analis 2,3 persen.
Jatuhnya ekonomi Korsel tak terlepas dari anjloknya ekspor sebesar 16,6 persen secara kuartalan. Porsi ekspor terhadap PDB negara Asia Timur tersebut mencapai 40 persen.
Investasi di Negeri Ginseng juga turun. Investasi sektor konstruksi turun 1,3 persen dan investasi modal turun 2,9 persen. Namun, konsumsi rumah tangga tumbuh 1,4 persen akibat bantuan sosial pemerintah yang mendorong pengeluaran untuk restoran, pakaian, dan rekreasi.
"Sangat mungkin bagi kita melihat rebound gaya China di Korsel pada kuartal ketiga nanti, ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit meningkat," kata Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam Ki.
Sejauh ini, pemerintah Korsel telah meluncurkan stimulus ekonomi sekitar 277 triliun won (Rp3.378 triliun) untuk menangani dampak ekonomi dari pandemi corona.
"Sementara konsumsi rumah tangga belum pulih, ancaman dari virus corona mungkin belum hilang sepenuhnya. Sementara, permintaan global akan pulih perlahan dan ini yang akan membebani pemulihan ekspor," ujar Ekonom Capital Economics Asia Alex Holmes.