JAKARTA, iNews.id - Sentimen negatif yang menimpa Grup Lippo masih terus berlanjut, setelah Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berujung dugaan suap proyek mercusuar perseroan, Meikarta.
Sebelumnya, kinerja saham Grup Lippo tertekan lembaga rating internasional, Moody's menyoroti kondisi likuiditas perusahaan yang berimbas pada rating surat utang yang dipangkas.
Kali ini, Direktur Operasional Lippo Group, Billy Sindoro ditangkap di kediamannya karena disangka menyuap Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin dan sejumlah kepala dinas di Kabupaten Bekasi. Kasus ini diduga kuat terkait perizinan proyek pembangunan Meikarta di Cikarang.
Tak pelak, berita negatif itu langsung direspons pasar. Isu korupsi menandakan tata kelola perusahaan (good corporate governance) yang buruk. Pasar biasanya menghukum emiten yang bermasalah lewat aksi jual besar-besaran.
Harga saham Grup Lippo pun berguguran. Saham PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) misalnya, hingga siang ini turun hingga 9,75 persen. Kemarin, harga saham ini juga terjun 14,77 persen. Anak usaha Lippo yang menangani proyek Meikarta tersebut sudah anjlok 60 persen sejak awal tahun.
Meikarta merupakan proyek andalan Lippo Cikarang karena porsinya terhadap pendapatan perseroan mencapai 80 persen. Pada tahun lalu, marketing sales dari proyek ini mencapai Rp7,5 triliun.
Tidak hanya itu, anak usaha Lippo yang lain juga kena imbasnya. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hingga siang ini juga turun 6,9 persen setelah kemarin melemah 2,69 persen. Sejak awal tahun, saham emiten yang beroperasi di area Tangerang itu sudah turun 45 persen.