YOGYAKARTA, iNews.id – Pemerintah pusat menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2019 mendatang mencapai angka 20 juta orang dengan devisa mencapai 17,6 miliar dolar AS. Agar target ini bisa tercapai, akselerasi dan koordinasi antarkementerian melalui pemerintah pusat dan daerah akan disinergikan.
“Melalui Rakorpusda ini, kita sinergiskan semua kebijakan agar di 2019 wisman kita mencapai 20 juta orang,” Kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo pada Rapat Koordinasi Pusat-Daerah (Rakorpusda) bidang pariwisata di Royal Ambarukmo Yogyakarta, Rabu (29/8/2018).
Sedangkan untuk 2024 diperkirakan wisatawan yang ada sudah di angka 25 juta dengan devisa mencapai 28,5 miliar dolar AS.
Menurut Perry, pariwisata di Indonesia masih mengandalkan kunjungan di Bali. Saat ini sudah ada sembilan destinasi lain, yang akan dikembangkan. “Empat di antaranya, Danau Toba, Candi Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo yang menjadi prioritas. Selain itu juga ada kawasan Bormo Tengger, Banyuwangi yang akan dibuat paket dengan Bali,” ucap Perry.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata Perry juga sudah menyatakan siap mendukung sektor pariwisata. Mereka menawarkan pembiayaan infrastruktur di kawasan khusus. Termasuk melakukan promosi melalui Invesment Day di Singapura pada akhir bulan nanti.
Menurutnya, masalah yang ada selama ini masih pada sisi aksesibilitas. Namun hal ini sudah mulai terselesaikan dengan adanya konektivitas dari penerbangan international. Terbukti konektivitas Bali-Banyuwangi dan Bandara Silangit di Samosir mampu mendongkrak kunjungan wisata. “Kami juga minta ada kegiatan atraksi pendukung. Karena nature dan culture sudah berjalan,” ujarnya.
Kepala OJK, Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya telah menawarkan skema pembiayaan di daerah-daerah wisata. Akses juga perlu dukungan pembiayaan baik darat, laut maupun udara. “Kami ada KUR (kredit usaha rakyat) untuk mendukung pengembangan wisata,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo mengatakan, perlu adanya dukungan sumber daya manusia untuk mendongkrak wisatawan. Pihaknya akan menggelontorkan dana alokasi khusus (DAK) nonfisik khusus di kawasan wisata. Nantinya masyarakat, pengelola wisata akan diberikan pelatihan pendukung wisata. “Untuk DAK fisik tetap ada dan kebijakan fiskal akan diefektifkan,” ujarnya.