HOUSTON, iNews.id - Sektor minyak dan gas bumi (migas) di wilayah Houston Amerika Serikat (AS) akan terimbas dan menderita kerugian cukup besar dari keputusan Gedung Putih yang menerapkan tarif impor baja dan aluminium.
Mengutip Xinhua, Minggu (4/3/2018), Ed Hirs, pengajar ekonomi energi di University of Houston mengatakan, sektor migas di Houston dan wilayah Gulf Coast mungkin paling terpengaruh oleh kebijakan tersebut. Sebab, daerah tersebut menghabiskan ribuan ton baja dalam pengeboran, penyaluran pipa dan penyulingan.
Gulf Coast adalah sebuah wilayah di AS bagian selatan sepanjang bagian utara Teluk Meksiko.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencananya pada hari Kamis untuk melindungi industri baja dan aluminium dengan mengenakan tarif impor pada kedua barang tersebut. Baja impor akan dikenakan tarif 25 persen, sementara alumunium 10 persen. Rencananya aturan tersebut mulai berlaku pekan depan.
AS adalah importir baja terbesar di dunia, menurut Departemen Perdagangan AS. Kebijakan tarif Trump telah memicu kemarahan dari Kanada dan Uni Eropa (UE). Menteri Perdagangan Kanada Francois-Philippe Champagne mengatakan pada hari Kamis bahwa setiap tarif atau kuota AS yang dikenakan pada industri baja Kanada tidak akan dapat diterima. Sementara itu, Uni Eropa telah berjanji untuk melakukan tindakan pembalasan.
Pabrik baja domestik AS dan produsen logam menyambut baik rencana tarif Trump. Namun, perusahaan manufaktur yang membeli logam untuk memproduksi produk industri dan proyek konstruksi lainnya akan melihat kenaikan harga bahan baku berdasarkan rencana tersebut.
Houston dikenal sebagai ibu kota migas dunia sekaligus merupakan rumah bagi salah satu pusat manufaktur petrokimia terbesar di dunia.