JAKARTA, iNews.id - Terkuak deretan pulau terpencil di dunia yang sulit dikunjungi turis. Akses masuk yang tidak mudah itu ditengarai karena kondisi geografis, letak pulau, hingga adanya pangkalan militer milik suatu negara.
Walaupun demikian, pulau-pulau tersebut memiliki keunikan yang tak biasa. Adapun lima pulau terpencil yang sulit dikunjungi, seperti dikutip iNews.id dari laman resmi Britannica pada Senin (17/7/2023) adalah sebagai berikut.
Kepulauan Kerguelen yang berjarak 2.051 mil dari peradaban mana pun dipenuhi gletser, gunung, singkapan berbatu, dan dataran luas rumput tussock serta lumut.
Dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 2,1 hingga 8,2 derajat celcius, kepulauan ini tidak dihuni oleh manusia, melainkan anjing laut, albatros, burung dara, dan empat spesies penguin.
Walaupun tidak memiliki penduduk asli, Kepulauan Kerguelen secara teratur ditinggali oleh 100 insinyur, ilmuwan yang melakukan penelitian setiap tahunnya.
Satu-satunya cara menuju pulau itu adalah dengan menggunakan kapal yang hanya berangkat empat kali setahun.
Pulau Tristan Da Cunha terbilang sebagai tempat paling jauh di dunia. Lokasinya berada di Atlantik Selatan dan hampir 2.000 mil dari negara terdekat, Afrika Selatan.
Di pulau tersebut, hanya ada sepuluh kunjungan per tahun karena pulau ini sangat terpencil. Tak hanya itu, tidak ada apa pun yang menarik dari pulau Tristan Da Cunha untuk dikunjungi oleh turis.
Pulau Diego Garcia adalah atol karang berbentuk v di tengah Samudra Hindia. Pulau ini tercatat sebagai salah satu pulau dari Kepulauan Chagos terbesar dan paling selatan.
Karena lokasinya yang strategis antara Afrika Timur, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Australia, Pulau Diego Garcia digunakan sebagai pangkalan udara dan laut milik militer Amerika Serikat dan Inggris. Walaupun sempat memiliki seribu penghuni, pulau ini akhirnya dikosongkan karena aktivitas rahasia militer AS dan Inggris.
Pulau Paskah adalah pulau vulkanik yang terisolasi di lepas pantai Chili. Di sana, terdapat hampir 1.000 Moai atau patung monolit yang dipahat oleh orang-orang Rapa Nui antara tahun 1250 dan 1500, sehingga menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.
Patung-patung tersebut dipahat dari abu vulkanik atau tufa yang dipadatkan di satu titik di sisi gunung berapi Rano Raraku yang telah punah. Demi alasan pelestarian alam, wisatawan yang hendak berkunjung begitu dibatasi.