TEPI BARAT, iNews.id – Sejak aksi demonstrasi menentang pengakuan sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Amerika Serikat (AS) digelar, delapan warga Palestina meninggal dunia. Mereka tewas dalam berbagai demonstrasi yang digelar di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Empat orang tewas di Gaza pada pekan lalu. Dua di antaranya akibat ditembak saat berdemonstrasi di perbatasan Israel. Sedangkan dua orang lainnya merupakan pejuang Hamas yang tewas dalam serangan udara.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan, empat warga lainnya tewas dalam serangkaian demonstrasi pada Jumat 15 Desember 2017. Dua di antaranya ditembak di perbatasan Jalur Gaza dengan Israel.
Korban ketiga tewas dalam kericuhan di utara Yerusalem dengan tentara Israel. Dia ditembak di bagian dada.
Lalu korban tewas keempat juga ditembak oleh tentara Israel di checkpoint di Kota Ramallah,Tepi Barat, setelah berusaha menyerang petugas.
Kementerian merilis bahwa demonstrasi di Gaza kemarin juga melukai 164 orang. Lima di antaranya dalam kondisi serius. Sementara di Tepi Barat, lebih dari 100 orang harus dilarikan ke rumah sakit.
Demonstrasi warga Palestina semakin memanas menjelang kedatangan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Israel pada Rabu mendatang. Sedianya, Pence akan bertemu dengan Presiden Mahmoud Abbas, namun pihak pemerintah otoritas Palestina menolak kedatangan Pence.
"Kami memahami bahwa warga Palestina perlu waktu untuk menenangkan diri, tidak apa-apa. Kami akan siap ketika Palestina juga siap melanjutkan kembali (pembicaraan damai)," kata seorang pejabat senior Gedung Putih, dikutip dari AFP, Sabtu (16/12/2017).
Dalam pertemuan luar biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, pada Rabu lalu, Presiden Abbas kembali menegaskan pihaknya tidak lagi memerlukan AS sebagai mediator damai karena sikapnya sudah memihak ke Israel. AS dianggap telah berlaku sewenang-wenang dan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan memberikan Yerusalem kepada Israel.
Hal senada disampaikan Presiden Turki Tayyip Erdogan. OKI akan mencari mediator baru untuk melanjutkan perundingan damai Palestina-Israel.