JAKARTA, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 6,3 mengguncang wilayah barat Afghanistan, Rabu (11/10/2023). Ini semakin menambah kerusakan di negara tersebut yang pada akhir pekan lalu juga diguncang gempa dengan magnitudo yang sama.
Pusat Riset Geosains Jerman (GFZ) menyatakan, gempa terjadi di kedalaman 10 km.
Sementara itu Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut data tak jauh berbeda yakni berkekuatan M6,3 dengan kedalaman 9 km.
Gempa besar ini hanya berselang 4 hari dari gempa kuat sebelumnya. Bahkan tim SAR masih berjibaku dengan kondisi alam dan dampak kerusakan gempa M6,3 sebelumnya di Provinsi Herat untuk mencari dan menyelamatkan para korban. Hingga Selasa kemarin, sedikitnya 2.400 orang tewas dan sekitar 2.000 lainnya luka akibat gempa pada Sabtu lalu.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan terhambat oleh hancurnya infrastruktur.
Para pejabat Aghanistan mengungkap, gempa tersebut meratakan bangunan di sekitar 20 desa. Bahkan laporan PBB menyatakan, semua rumah warga di Distrik Zinda Jan hancur serta enam bangunan sekolah.
Dikelilingi oleh pegunungan, Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi kuat, sebagian besar terjadi di wilayah terjal Hindu Kush yang berbatasan dengan Pakistan.
Gempa M6,3 tersebut merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia tahun ini, setelah gempa di Turki dan Suriah yang menewaskan sekitar 50.000 orang.