TEHERAN, iNews.id - Iran mengecam Amerika Serikat yang menggelar sayembara senilai 50 juta dolar AS atau sekitar Rp814 miliar untuk menangkap Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Jumlah hadiah itu dinaikkan dua kali lipat dari sebelumnya 25 juta dolar AS yang diumumkan pada Januari 2025.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Iran menyatakan, langkah AS tersebut menunjukkan para pejabatnya telah kecanduan mengeluarkan kebijakan yang mengancam pejabat luar negeri.
"Langkah ofensif #UnitedStates dalam mengancam Presiden sah negara anggota PBB dan melontarkan tuduhan tak berdasar terhadapnya mencerminkan kecanduan yang semakin besar di antara para pembuat kebijakan AS terhadap unilateralisme militan," bunyi pernyataan Kemlu Iran, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (9/8/2025).
Kemlu Iran juga menyebut tindakan itu sebagai pemaksaan yang melanggar hukum demi mengejar tujuan kebijakan luar negeri AS yang ilegal.
Jaksa Agung AS Pam Bondi pada Kamis lalu mengumumkan hadiah 50 juta dolar bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi yang akan mengarah pada penangkapan Maduro.
Bondi menuduh Maduro bekerja sama dengan organisasi kriminal dan kartel narkoba seperti Tren de Aragua, Cartel de Sinaloa, dan Cartel de los Soles untuk menjual obat-obatan terlarang serta kekerasan mematikan ke Amerika Serikat.