WASHINGTON, iNews.id - Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat menyetujui penjualan bantuan teknis militer ke Taiwan senilai 108 juta dolar AS atau sekitar Rp1,7 triliun. Keputusan AS ini jelas membuat China murka.
Taiwan meminta bantuan terbaru kepada AS, termasuk pengadaan suku cadang dan perbaikan tank serta kendaraan tempur lainnya. Selain itu Taiwan meminta dukungan teknis dan logistik dari pemerintah AS dan kontraktor.
"Penjualan yang diusulkan ini akan berkontribusi pada keberlanjutan kendaraan, senjata kecil, sistem senjata tempur, serta perlengkapan pendukung logistik, guna meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi ancaman saat ini dan di masa depan," demikian pernyataan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan, Departemen Pertahanan AS, dikutip dari Reuters, Sabtu (16/7/2022).
Bantuan ini juga akan meningkatkan interoperabilitas militer Taiwan dengan AS serta sekutu lainnya. Dengan demikian Angkatan bersenjata Taiwan tidak akan kesulitan menyerap peralatan dan dukungan lainnya.
Deplu tidak menyebutkan apakag kontrak telah ditandatangani atau negosiasi yang telah selesai. Namun Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan kesepakatan itu diharapkan menjadi efektif dalam sebulan mendatang.
"Dalam menghadapi ancaman militer yang meluas dari Komunis China, pemeliharaan peralatan dengan baik sama pentingnya dengan senjata dan peralatan yang baru dibeli," bunyi pernyataan.
Pemerintahan AS saat ini dan sebelumnya mendesak Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi "landak" yang sulit ditembus China. AS memilih persenjataan yang sesuai untuk kondisi itu yakni menyediakan senjata murah, mobile, serta dapat bertahan lebih lama saat menghadapi serangan awal militer China yang memiliki kekuatan lebih besar.