BEIJING, iNews.id - Seorang pejabat China membantah tuduhan oleh aktivis bahwa pemerintah mereka melarang praktik keagamaan Muslim di kawasan Xinjiang selama bulan suci Ramadan.
Namun seorang diplomat China di Pakistan mengatakan, China hanya memberlakukan larangan terbatas pada kegiatan Ramadan, bukan larangan total untuk berpuasa terhadap minoritas Uighur di Xinjiang.
"Tidak ada larangan total, itu propaganda Barat," kata deputi kepala misi di Kedutaan China di Islamabad, Pakistan, Lijian Zhao, seperti dilaporkan Associated Press, Selasa (21/5/2019).
Menurut Zhao, penduduk Xinjiang bebas untuk berpuasa selama Ramadan, dan pembatasan hanya diberlakukan terhadap mereka yang punya tanggung jawab resmi guna menjamin praktik keagamaan seperti berpuasa tidak mengganggu tugas-tugas publik mereka.
"Pembatasan hanya diberlakukan untuk anggota Partai Komunis yang ateis; pejabat pemerintah, yang harus melaksanakan tugas-tugas mereka; dan mahasiswa yang wajib mengikuti pendidikan dan tugas belajar yang berat," katanya.
Komentar resmi ini muncul di tengah keprihatinan yang diungkapkan aktivis HAM dan kelompok advokasi Uighur. Mereka prihatin soal makin meningkatkan tekanan dan penindasan terhadap ribuan warga Uighur selama bulan puasa.