NEW DELHI, iNews.id - India melakukan serangan udara di kamp-kamp pemberontak di Pakistan, Selasa (26/2); beberapa pekan setelah serangan serangan bom mengguncang Kashmir, wilayah yang disengketakan kedua negara. Pakistan tak terima wilayahnya diserang dan siap merespons.
Serangan bom bunuh diri di Kashimir itu menewaskan 42 personel polisi paramiliter India. Serangan itu diklaim dilakukan oleh kelompok pemberontak yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad (JeM).
Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi bersumpah akan memberikan tanggapan yang kuat setelah serangan terburuk terhadap pasukannya dalam beberapa dekade.
Pakistan meremehkan serangan udara jet-jet tempur India Selasa kemarin dengan mengatakan bahwa jet-jet India yang melanggar wilayah udara Pakistan melepaskan muatan dengan tergesa-gesa di kawasan hutan setelah melintasi Garis Kontrol (Line of Control/LoC).
LoC merupakan garis perbatasan de facto yang membagi Kashmir yang dikelola India dan Pakistan.
Beberapa hari sebelum jet-jet tempur India menggempur wilayah Pakistan, kedua negara sudah saling mengumbar retorika perang. Mantan pemimpin Pakistan, Pervez Musharraf, bahkan menyarankan militer negaranya menyerang India dengan 50 bom nuklir.
Menurutnya, jika hanya menyerang dengan satu bom nuklir, maka India bisa menamatkan riwayat Pakistan dengan 20 bom nuklir.
Kedua negara Asia Selatan ini memang dikenal sebagai dua negara bersenjata nuklir. Konflik di Kashmir bisa membuat kedua negara berperang lagi setelah dua perang terjadi di masa lalu, yakni sejak wilayah itu merdeka dari Inggris pada 1947.
Di tengah situasi kedua negara yang di ambang perang, berikut data perbandingan kekuatan militer dan senjata kedua negara.