SEOUL, iNews.id - Keluarga korban tewas kebakaran yang terjadi di Rumah Sakit Sejong di Kota Miryang, Korea Selatan (Korsel) merasa tidak terima atas peristiwa yang menimpa mereka. Keluarga korban marah karena menganggap kebakaran yang terjadi pada Jumat 26 Januari tersebut merupakan ulah seseorang yang disengaja.
Keluarga korban menduga kebakaran tersebut bukanlah karena ketidaksengajaan, namun perbuatan seseorang dengan tujuan tertentu mengingat Korsel akan menjadi tuan rumah turnamen Olimpiade Musim Dingin pada 9 Februari.
Untuk memperingati dan melepas para korban yang meninggal, pemerintah setempat membuat acara peringatan dengan dilengkapi altar di sebuah gimnasium. Di atas altar terdapat foto-foto para korban serta plakat nama mereka yang dikelilingi ratusan bunga putih.
Ungkapan keputusasaan dan kemarahan para keluarga korban terlihat dalam upacara peringatan itu. Beberapa kerabat dari 37 orang yang tewas terlihat menangis terisak tak terkendali dan berteriak kepada pejabat pemerintah yang datang untuk memberikan penghormatan.
"Ibuku, bawa ibuku untuk hidup kembali!" kata seorang perempuan muda seraya menangis di depan altar, seperti dilansir AFP, Sabtu (27/1/2018).
"Ibu saya yang malang tidak akan pernah bisa kembali tidak peduli apa yang Anda katakan!" teriak perempuan tersebut kepada petugas yang turut hadir.
Presiden Moon Jae-In, yang turut hadir dalam acara peringatan itu, terlihat menghampiri altar untuk menghibur kerabat yang berduka. Moon berjanji untuk memperbaiki peraturan keselamatan setelah memeriksa Rumah Sakit Sejong.
"Saya merasa sangat hancur melihat bencana seperti ini terus terjadi meski pemerintah telah berjanji berulang kali untuk membangun negara yang aman," kata Moon.
Seperti diketahui, kebakaran besar terjadi di rumah sakit di bagian selatan Kota Miryang dan menewaskan sedikitnya 37 orang, yang 34 diantaranya adalah pasien. Korban tewas ini kebanyakan perempuan lanjut usia serta tiga staf medis.
Kebakaran tersebut menjadi peristiwa kebakaran terburuk di Korsel dalam 10 tahun terakhir.