SHIYAN, iNews.id - Seorang pria di Kota Shiyan, Provinsi Hubei, China, dikirim oleh istrinya ke rumah duka untuk diurus jenazahnya. Pria bernama Huang itu memang mengidap kanker ganas dan dokter sudah lepas tangan. Namun saat dikirim ke rumah duka, Huang ternyata masih hidup.
Cerita bermula pada Senin 26 Februari pagi, saat sang istri membangunkan suaminya itu, tapi tidak ada respons. Huang tidak bernapas lagi, sehingga dia menyimpulkan suaminya telah meninggal. Dia pun memanggil petugas pemakaman untuk membawa jasad sang suami ke rumah duka untuk diurus.
"Suami saya tidak bangun sepanjang malam," kata perempuan yang identitasnya tak disebutkan itu, dikutip dari South China Morning Post, Rabu (28/2/2018).
Menurut dia, suaminya dirawat sejak November 2017 setelah terdeteksi menderita kanker stadium tinggi. Keluarga sudah mengeluarkan dana besar untuk merawat dan biaya operasi. Beberapa hari lalu, dokter menyatakan tak bisa lagi menangani pasien itu, sehingga keluarga memutuskan membawa pulang.
Di rumah, Huang hanya terbaring dan sulit berkomunikasi. Puncaknya pada Senin pagi, saat dibangunkan, Huang tak merespons sama sekali.
Sementara itu, beberapa jam setelah tiba di rumah duka, tubuh Huang bergerak. Jari dan mulutnya bergerak seperti memberi isyarat. Saat itu petugas rumah duka baru saja memakaikan baju dan meriasnya.
Setelah diperiksa, ternyata masih ada denyut di nadinya. Petugas rumah duka pun memanggil perawat untuk memeriksa Huang lebih lanjut. Perawat memastikan Huang masih hidup, namun tak lama kemudian mengembuskan napas terakhir.
Setelah itu pihak rumah duka menghubungi istri Huang dan menceritakan apa yang terjadi.
Petugas menyayangkan ada tahapan yang tak dilalui keluarga sebelum memutuskan Huang meninggal. Di China, hal ini kerap luput dari perhatian, terutama warga di perdesaan.
"Ini kejadian ketiga sejak kami memulai bisnis ini. Ketika anggota keluarga mendapati pasien tak bernapas serta tubuh mereka kaku dan dingin, mudah saja untuk menyimpulkan sudah meninggal," kata Ren, manajer rumah duka.
Padahal, kata dia, harus ada pembuktian medis untuk memastikan pasien meninggal. "Seseorang harus memeriksa bagaimana denyut jantung, tekanan darah, dan nadinya," ujarnya.