PARIS, iNews.id - Prancis sepakat dengan Inggris bahwa Rusia berada di balik serangan menggunakan zat kimia pelumpuh saraf terhadap mantan agennya Sergei Skripal di Salisbury, Inggris. Hal ini disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam sebuah pernyataan.
"Sejak awal pekan ini, Inggris membuat Prancis mendapat informasi yang jelas tentang bukti yang dikumpulkan oleh penyidik Inggris dan bukti bahwa Rusia bertanggung jawab atas serangan tersebut," demikian pernyataan Kantor Kepresidenan Elysee, seperti dilansir Reuters, Kamis (15/3/2018).
Pernyataan ini dikeluarkan setelah Presiden Macron dan Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May berbicang melalui telepon. Prancis yakin Rusia sebagai pelaku serangan terhadap Skripal dan putrinya, Yulia.
"Prancis setuju dengan Inggris bahwa tidak ada penjelasan lain yang masuk akal dan akan menunjukkan solidaritas terhadap sekutunya," ujar pernyataan tersebut.
May berbicara dengan Macron hari ini, setelah Prancis mengatakan terlalu dini untuk memutuskan apakah tindakan yang harus dilakukan menyusul serangan zat kimia terhadap pria berusia 66 tahun itu.
Juru bicara pemerintah Prancis, Benjamin Griveaux, sebelumnya mengatakan, pihaknya hanya akan menneutukan sikap setelah keterlibatan Rusia terbukti.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, menggambarkan bukti keterlibatan Rusia sebagai luar biasa. Dia mengatakan, May dan Macron akan membahas serangan tersebut.
"Mereka mengeluarkan pernyataan bersama kemarin yang mengecam serangan di tanah Inggris dan PM tersebut berbicara dengan Presiden Macron lagi hari ini," ujar Johnson.