WASHINGTON DC, iNews.id - Amerika Serikat tidak akan memutuskan kerja sama dengan perusahaan antariksa SpaceX milik Elon Musk karena pernyataan anti-Yahudi yang didukung oleh sang miliarder, beberapa waktu lalu. Hal itu disampaikan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, awal pekan ini.
Pada Rabu (14/11/2023) pekan lalu, Musk membalas postingan di platform media sosial X, yang mengklaim bahwa komunitas Yahudi mendorong kebencian terhadap orang-orang kulit putih. Dalam balasan tersebut, Musk mengatakan bahwa yang dituliskan oleh pengguna X itu adalah "kebenaran yang sebenarnya".
“Saya tidak mengetahui adanya upaya (Musk) untuk melakukan (anti-Yahudi) itu, tapi saya pikir kami sudah sangat jelas mengenai retorika tersebut dan betapa tidak pantasnya hal itu dan kami akan membatalkannya setiap kali kami melihatnya,” kata Kirby dalam konferensi pers, Senin (20/11/2023).
Pekan lalu, perusahaan film Warner Bros, Sony Pictures, Paramount, dan Lionsgate dilaporkan menangguhkan iklan di jejaring sosial X karena komentar “anti-Semit” (baca: anti-Yahudi) Musk. Keputusan serupa juga dibuat oleh Walt Disney, serta perusahaan teknologi IBM dan Apple.
Kirby menjelaskan, Amerika Serikat sangat bergantung pada industri sektor swasta yang memainkan peran penting dalam inovasi, penelitian, dan pengembangan sistem baru AS, khususnya di bidang luar angkasa dan dunia maya. Kerja sama antara pemerintah AS dan sektor swasta ini memberikan manfaat besar dalam mengatasi ancaman keamanan nasional AS.
“Ada inovasi di sektor swasta yang sangat bodoh jika kita tinggalkan,” ujar dia.
Kendati demikian, kata Kirby, hanya karena Amerika Serikat tidak memutuskan hubungan dengan Musk dan perusahaannya tidak berarti AS menerima atau menyetujui atau memaafkan retorika antisemit yang dia dorong dengan cara apa pun.